Hunting Curug di Puncak Bagian 1: Curug Batulayang


Meskipun saya tahu di Puncak banyak juga terdapat curug/air terjun, tapi mengingat kondisi jalan yang macet dan jalannya sistim buka tutup, jadilah curug-curug di area ini terabaikan hahaha. Padahal kalau dihitung dari sisi jarak, dari rumah yang masih di Bogor tidaklah terlalu jauh.
Akhirnya, tanggal 24-25 Desember saya dan Revan memutuskan hunting curug-curug yang ada di Megamendung atau yang lebih dikenal dengan sebutan Puncak ini.
Berangkat tanggal 24 Desember hari Minggu, sekitar jam 6.30 pagi. Tujuan pertama yaitu Curug Batu Layang yang ada di Desa Batulayang-Megamendung-Bogor. Desa ini berbatasan langsung dengan Cisarua.
Untuk ke sini kami mengambil patokan di Maps, D'Jungle Camping Ground karena gerbang masuk ke curug ini berdampingan.
Pagi itu jalanan tidak terlalu macet, mungkin yang liburan sudah berangkat di hari sabtu sebelumnya. Namun ada di beberapa titik yang tersendat seperti perempatan Ciawi. Tapi karena kami naik motor, jadilah bisa masuk jalur kanan melewati mobil-mobil yang terjebak macet.
Sampai di pertigaan yang ada plang besar di sebelah kiri yang berwarna hijau yang menunjukkan 'Puncak Cianjur' lurus dan 'Curug' ke kiri. Nah kami ambil kiri. Dari sini ke pintu masuk curug kira-kira 7km.
Petunjuk arah
Memasuki jalan kampong ini kita harus hati-hati karena jalannya kecil dan belokan, janjakan/turunannya lumayan sadis hehehehe. Sampai di pertigaan Alva Resort dan D'Jungle kami salah jalur ke kanan yang jalurnya menanjak terus. Bertanya ke penduduk local kamipun sadar salah jalan dan kembali lagi ke pertigaan tadi. 
View Gn. Salak
Sekarang kami mengambil jalur lurus ke arah D'Jungle. Di sini pemandangannya sudah sangat bagus, di kejauhan kelihatan Gunung Salak yang bersih gak tertutup awan. Di pertigaan kami bertanya lagi ke penduduk setempat lokasi curug. Ternyata sudah sangat dekat. Beberapa ratus meter melewati Mesjid ardikon (saya gak tau kok namanya ardikon), dan jalan air yang merupakan aliran dari Curug Batulayang. Sampai pertigaan ambil kanan (kiri ke D'Jungle), melewati jalan berbatu dan menanjak akhirnya kami sampai di parkiran curug.
Di pos jaga kami bayar tiket masuk Rp. 10.000 per orang sudah termasuk parkir. Di sini kami menitipkan tas pakaian yang pasti berat dan merepotkan kalau dibawa trekking.
Nah di sini sudah terlihat aliran air yang super jernih dengan curug dan leuwi nya. Takut kelamaan, kami memutuskan langsung trekking ke curug utama. 
Kami trekking menyusuri perbukitan yang ada di antara 2 sungai (di seberang kiri adalah D'Jungle Camping Ground). Jalur trekkingnya gak terlalu ekstrim, jadi kita bisa berjalan santai hingga sampai ketemu sungai. Selanjutnya kami water trek atau menyusuri sungai. berkali-kali kami harus menyeberang sungai yang tidak terlalu lebar dan berbatu. Tiap penyeberangan biasanya di siapkan tali-tali untuk pegangan serta petunjuk arah.  
Di sepanjang perjalanan, kita bisa menemukan banyak curug-curug kecil serta leuwi-leuwi yang menggoda siapa saja untuk menceburkan diri atau sekadar mengambil foto. tapi kami terus melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai ke curug utama. Lama perjalanan dari parkir ke curug ini kira-kira 40 menit.
Curug utama terdiri dari 2 curug yang berdekatan, berjarak kira-kira 20 meter. Karena berdekatan curug ini sering disebut Curug Kembar Batu Layang. Berhubung di area ini banyak curugnya jadi saya lebih memilih menyebutnya Curug Batulayang.
Curug yang berada di sebelah kiri mempunyai debit yang tidak terlalu besar dan lebih pendek. Sepertinya bebatuan disini berjenis yang tahan erosi sehingga tanah yang berada di bawah curug tidak terkikis sehingga tidak terbentuk leuwi yang dalam. 
 
 
Curug yang kanan yang berjarak kira-kira 20 meter ini mempunyai debit yang besar dan lebih tinggi, tingginya kira-kira 10 meter.Untuk menuju curug ini kita harus melewati bebatuan besar. Kita harus hati-hati melangkah jagan sampai tergelincir. Semakin mendekati area curug, kita dapat merasakan tampias air. 
 
 
 
Meskipun airnya sangat dingin, Revan beranikan diri masuk ke air, tentu saja buat ambil beberapa foto hahaha.
 
 
Karena sudah makin siang dan pengunjung mulai datang, kami memutuskan kembali. Melewati jalur air seperti semula, sekarang kami mengambil beberapa foto di curug-curug kecil dan leuwi-leuwi yang kami lalui.
 
 
 
 
 
 
Sekitar jam 11 kurang kami sampai di parkiran. Di sini kami turun ke bawah ke lokasi curug. Curug ini seperti Curug Panjang versi yang lebih kecil. Curug nya melewati bebatuan dengan debit yang lumayan besar  dan  membentuk leuwi di bawahnya. Oleh petugas, leuwinya di bendung sehingga tidak langsung jatuh ke tebing bawah.
 
 
 
 
Kembali ke parkiran terlihat beberapa turis Timur Tengah mandi di curug yang kecil. Tapi mereka hanya mandi sebentar mungkin airnya terlalu dingin hahha.
Karena perut yang sudah keroncongan, kami pun mencari makan siang untuk selanjutnya menuju Curug 7 Cilember.

Baca juga:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)